Ini Penyebab Kemacetan di Jakarta

Ditulis oleh: Theofany Harley Chriswardana, Mahasiswa Sampoerna University

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jakarta di nomor 12 dunia dan di nomor 2 Asia. Dalam hal apakah itu? Berdasarkan data INRIX, sebuah lembaga penganalisis data kemacetan, Washington tahun 2016, Jakarta menduduki peringkat 12 dunia. Lembaga ini meneliti 1064 kota di dunia untuk mengurutkan angka kemacetan yang terjadi dan hasilnya Los Angeles yang menduduki peringkat pertama di dunia dengan total kemacetan 104,1 jam dalam setahun.

Kota-kota besar yang ada di Indonesia tak akan luput dengan namanya kemacetan. Yogyakarta, Bandung, Malang, Medan dan Jakarta merupakan  kota yang memiliki angka kemacetan tertinggi di Indonesia yaitu berada 100 besar di dunia. Dari tiga kota tersebut, Jakarta lah yang menduduki peringkat pertama angka kemacetan di Indonesia yang diperkirakan 55 jam per tahun.

Indonesia memiliki angka kemacetan yang cukup tinggi dikarenakan kurang ketatnya peraturan dan undang-undang dalam hal kepemilikan kendaraan. sebagai contoh, satu keluarga belum tentu hanya memiliki satu kendaraan bermotor. Menurut survei, satu keluarga minimal memiliki dua kendaraan bermotor.

Rawan Macet

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penduduk DKI Jakarta berkisar 10,18 juta jiwa. Jadi, kendaraan yang ada di ibukota negara ini sekitar 20 juta lebih kendaraan bermotor. Itu masih perhitungan kendaraan berupa sepeda motor, belum mobil.

Dalam hal inilah kemacetan bisa terjadi, khususnya dalam jam kerja dan jam pulang kerja. Berbagai pihak telah turun tangan dalam mengatasi kemacetan ini, khususnya kepolisian.

Terdapat dua puncak kemacetan yang dapat terjadi di Indonesia, yaitu saat kerja baik itu berangkat maupun pulang kerja dan saat lebaran terjadi. Para perantau yang tinggal di Jakarta akan mudik atau pulang ke kampung halamannya masing-masing. Banyak dari para pemudik balik ke Jawa, dan disinilah kemacetan terjadi.

Hampir 200% meningkatnya kemacetan di jalan lintas jawa itu, contohnya di tol Cipali dan Pantura. Di sisi sebaliknya, Jakarta akan berkurang 90% dalam hal kemacetan.

Semakin hari, kemacetan di pada saat lebaran akan semakin meningkat. Itu merupakan hal yang tak terhindari. Dari tahun ke tahun, penduduk akan meningkat juga, maka kepemilikan dan jumlah kendaraan akan meningkat juga.

Produsen Kendaraan

Produksi kendaraan pada perusahaan besar akan mengalami peningkatan. Alasannya adalah penduduk juga bertambah banyak, maka akan membutuhkan banyak kendaraan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, setiap tahunnya hampir 1000 produk sepeda motor terproduksi. Ini menunjukkan keinginan masyarakat dalam hal kemudahan bepergian.

Adanya sebuah diskon besar-besaran pada akhir tahun juga merupakan pemicu masyarakat membeli produk kendaraan. Pemerintah juga tidak akan langsung bisa membatasi kinerja atau wewenang suatu perusahaan.

Prinsip perusahaan yaitu prinsip bisnis, keuntungan besar dengan usaha kecil. Jadi, kurang kompetennya pemerintah dan kurangnya pengertian perusahaan inilah produk kendaraan terus meningkat dan menambah kemacetan.

Undang-Undang Kebijakan

UU RI Nomor 3 Tahun 2004 tentang perindustrian telah dibuat. Akan tetapi, apakah undang-undang ini dapat diaplikasikan maksimal untuk memenuhi kemakmuran dan keadilan masyarakat yang merdeka. Produksi yang telah diatur pemerintah ini masih belum mengurai kemacetan.

Malahan pemerintah fokus dalam pembangunan jalan, bukan mengurangi jumlah produksi kendaraan. Di sisi lain juga masih ada pajak yang dibebani kepada setiap pemilik kendaraan. Tetapi, apakah pajak ini seimbang bagi orang kelas atas, menengah, dan bawah.

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara, mulai dari pajak pembangunan, pajak kendaraan, dan pajak yang lainnya. Bagi mereka orang berduit, apakah pajak itu sangat membebani mereka, sedangkan bagi orang kurang mampu yang menginginkan kemudahan untuk bepergian, apakah pajak membebani mereka.

Pemerintah seharusnya tahu mana yang baik bagi keduanya. Meskipun sudah ada transportasi umum, apakah jumlahnya telah mencukupi bagi mereka yang membutuhkan dan apakah transportasi publik sangat memadai untuk dipakai

Berlalu Lintas

Kemacetan tertinggi berada pada saat berangkat dan pulang kerja. Dalam satu waktu 20 juta sepeda motor akan berada pada jalanan jakarta. Apakah benar dengan menyamakan semua jam masuk kerja akan memberikan kemakmuran dan kenyamanan bagi masyarakat.

Salah satu contoh yang baik yaitu membagi daerah atau sistem zonasi pada kantor kantor untuk memulai dan mengakhiri jam kerja. Ini bisa dipastikan akan mengurangi kemacetan cukup besar.

Pada saat weekend ini tidak akan bisa diaplikasikan dengan baik. tetapi, dengan cara memberikan waktu yang lebih lama pada lampu lalu lintas akan sangat bermanfaat. Kemacetan juga berasal dari lampu merah yang prosesnya begitu cepat, seperti hanya 4 kendaraan saja yang dapat melewati lalu lintas lalu berhenti lagi. Ini sangat krusial pada kemacetan

Ada juga hal yang membuat kemacetan, yaitu suatu putaran pada jalan tengah kota. Pihak satuan lalu lintas seharusnya menutup putaran jalan tersebut saat kemacetan mencapai puncak.

Kebudayaan dan Etika

Indonesia memiliki banyak budaya. Dari sudut pandang tradisi, ada yang namanya antre. Dalam realita, apakah setiap orang yang berkendara mobil pada saat memasuki tol akan mengantri dengan baik.

Budaya yang telah diturunkan leluhur kita tidak kita indahkan dengan baik. Moral setiap generasi pasti berbeda, dan apakah perubahan yang terjadi itu menjadi lebih baik pada generasi-generasi selanjutnya.

Presiden dan para menteri merupakan pemilik kebijakan. Kebijakan yang kurang sempurna akan juga diserang balik oleh generasi pengkritik. Generasi-generasi yang ada ini merupakan generasi penerus bangsa. Apakah mereka hanya bisa mengkritik atau juga dapat melakukan kebijakan yang ada.

Oleh karena itu, kebijakan kebijakan yang ditetapkan oleh presiden maupun para menteri harus mencakup semua kalangan masyarakat, bukan hanya satu kalangan masyarakat yang menguntungkan, akan tetapi semuanya.

Kemacetan akan terurai jika masyarakat mau diajak bekerjasama dengan pemerintah dan tentunya pemerintah harus berkompeten dalam bidangnya, bukan malah sebaliknya yaitu masyarakat yang lebih mengerti. Kekuasaan tertinggi itu berada di tangan rakyat.  

Ini merupakan permasalahan serius dan ini tanggung jawab bersama, yaitu kita sebagai rakyat dan pemerintah sebagai pondasi bermasyarakat. Presiden itu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Itu merupakan unsur utama dalam memilih.

Oleh sebab itu, presiden harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya melalui berbagai departemen yang ada, seperti kemacetan ini. Seperti kata dosen saya, ‘Suara Rakyat adalah Suara Tuhan’.

 

 

Let's block ads! (Why?)

http://www.tribunnews.com/tribunners/2018/07/04/ini-penyebab-kemacetan-di-jakarta

0 Response to "Ini Penyebab Kemacetan di Jakarta"

Posting Komentar