Perbaikan tata niaga pertanian berkontribusi pada perbaikan kesejahteraan di tingkat petani sekaligus perbaikan harga di tingkat konsumen/ masyarakat.
Dari data sektor pertanian terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (2/7) menunjukkan membaiknya harga gabah di tingkat petani, namun pada saat yang sama harga beras ditingkat konsumen justru lebih menurun.
“Data yang dikeluarkan BPS menunjukkan adanya perbaikkan dalam tata niaga pertanian terutama untuk komoditas gabah dan beras. Apalagi ini terjadi di bulan puasa dan lebaran. Masa panen pada bulan Juni tidak tidak menurunkan harga gabah di petani. Masyarakat juga mendapatkan beras yang murah meski dipastikan permintaan sedang tinggi,” kata Kepala BPS, Suhariyanto.
Dalam catatan BPS, dari 1.288 transaksi penjualan gabah di 27 provinsi selama Juni 2018, transaksi gabah kering panen (GKP) sebanyak 73,83 persen, gabah kualitas rendah 14,29 persen, dan gabah kering giling (GKG) 11,88 persen.
Pada periode yang sama, BPS mengungkapkan bahwa rata-rata harga GKP di tingkat petani sebesar Rp4.650,00 per kg atau naik 2,10 persen, begitu juga di tingkat penggilingan naik 2,08 persen menjadi Rp4.739,00 per kg dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada Mei 2018.
Sementara itu, rata-rata harga GKG di petani Rp5.361,00 per kg atau naik 1,78 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.468,00 per kg atau naik 1,76 persen. Lalu, harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp4.281,00 per kg atau turun 0,55 persen dan di tingkat penggilingan Rp 4.367,00 per kg atau turun 0,68 persen.
Membaiknya harga gabah di tingkat petani ini cukup menggembirakan, apalagi yang terjadi adalah penurunan harga beras di tingkat konsumen. “Petani diuntungkan dengan kenaikkan harga, pada saat yang sama konsumen juga diuntungkan dengan harga beras yang lebih murah dari sebelumnya,” terangnya.
Masih dari data naik 2,08 yang dirilis oleh BPS Juni 2018, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar turun sebesar 0,48 persen atau menjadi Rp9.478,00 per kg dibandingkan bulan sebelumnya.
Lalu, rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan juga turun sebesar turun sebesar 0,60 persen menjadi Rp9.135,00 per kg. Beras kualitas rendah di penggilingan sebesar juga turun rata-rata sebesar 0,67 persen menjadi Rp8.941,00 per kg.
Komoditas Pangan Terkendali Saat Lebaran
Tidak hanya beras, sektor pertanian juga membuktikan bahwa pasokan pangan selama bulan puasa dan lebaran sangat cukup sehingga harga pangan bisa sangat terkendali. Inflasi lebaran tahun 2018 (Juni) 0,59 persen, lebih rendah dari tahun tahun sebelumnya yg 0,69 persen(Juni 2017), dan 0,69 persen (Juli 2016).
“Data BPS menunjukkan bahwa inflasi pada bulan puasa yang jatuh pada Juni 2018 ini lebih rendah dibandingkan pada bulan puasa tahun-tahun sebelumnya. Ini merupakan buah dari kesiapan kita dalam mengantisipasi dan berdasarkan pada pengalaman tahun 2017 yang tanpa gejolak,” kata Suhariyanto.
“Komoditas yang mengalami peningkatan permintaan sudah kita tanam beberapa bulan sebelum puasa sehingga masa hasil panen bisa membantu mengendalikan harga,” tambahnya.
Kelompok transportasi dan telekomunikasi menjadi pemicu inflasi terbesar pada Juni 2018. Sementara Inflasi kelompok bahan makanan hanya menyumbang 0,19 persen inflasi Juni 2018. Tetapi melihat kondisi lebaran hal tersebut dikategorikan sangat terkendali.
Secara komoditas, pemicunya adalah ikan segar dan daging ayam ras. Lalu kacang panjang, petai, bawang merah, cabai dan kelapa naik tipis sekali. Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain, telur ayam ras dan cabai merah dengan andil deflasi 0,03 persen. Komoditas lain yg mengalami penurunan adalah beras dan bawang putih dengan andil terhadap deflasi 0,01 persen.(*)
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/07/03/bps-harga-gabah-naik-harga-beras-turun-inflasi-terkendali-petani-dan-konsumen-untung
0 Response to "BPS: Harga Gabah Naik, Harga Beras Turun, Inflasi Terkendali - Petani dan Konsumen Untung"
Posting Komentar