TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sebuah foto beredar di media sosial (medsos) saat kedatangan Ustad Abdul Somad (UAS) di Sumatera Utara (Sumut).
Foto tersebut tergambarkan sebuah spanduk yang tertulis "Tolak kehadiran masyarakat luar Sumut Ustad Abdul Somad & Bachtiar Nasir Mencampuri Pilgubsu 2018 di Sumut", lalu Billboard Cagub Sumut Djarot Saiful Hidayat yang menyambut kedatangan ustad yang terkenal dari medsos.
Dalam foto tersebut terdapat kata-kata yang tampaknya sengaja dialamatkan kepada mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, "Pendukung Ente Menolak UAS ke Sumut, Lah Elo Rot Malah Pencitraan #BeginiMauPimpinSumut".
Menanggapi beredarnya foto tersebut, Ketua Umum (Ketum) Relawan Djarot Mania, Hardiyanto Kenneth menanggapinya dengan santai.
Menurutnya, hal tersebut kerap terjadi disaat masa tenang kampanye dan jelang pencoblosan yang jatuh pada Rabu 27 Juni 2018.
"Hal seperti itu (black campaign) sudah hal biasa menjelang pencoblosan setiap pilkada. Tak perlu ditanggapi secara serius, selow aja. Itu perbuatan orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan. Setau saya Pak Djarot adalah sosok yang sangat menghormati para ulama, jadi gak mungkin sekali Beliau menentang kedatangan Ustadz Abdul Somad dan Bachtiar Nasir, Ustadz Abdul Somad adalah Ustadz yang sangat dihormati oleh umat dan dakwahnya sangat realistis dan relevan jadi bagus sekali menurut saya kalau Beliau datang ke Medan untuk berdakwah,” tegas Kenneth, Minggu (24/6/2018).
Selain itu, sambung Kent-sapaan akrab Hardiyanto Kenneth-, selain black campaign jelang pilkada, teror pun biasanya menghampiri semua pasangan calon.
"Jangankan black campaign, teror pun datang kepada semua calon. Oleh karena itu peningkatan kewaspadaan menjadi kewajiban kita bersama," tutur pria kelahiran Medan, 13 April 1981 ini.
Kent pun meminta kepada Relawan Djarot Mania dan seluruh pendukung pasangan Djarot Saiful Hidayat - Sihar Sitorus tidak terprovokasi.
"Untuk relawan jangan terprovokasi. Semoga pelaksanaan pilkada tetap berjalan dengan damai dan demokratis," sambung pria yang juga pengusaha dan advokat itu.
Ia pun berharap siapa pun pemenang dalam Pilgub Sumut 2018 akan membawa perubahan yang nyata untuk Provinsi yang terbentuk pada 15 April 1948 itu.
"Ayo Bangun Sumut agar lebih baik lagi dan bersih dari praktek korupsi," pungkasnya.
http://www.tribunnews.com/regional/2018/06/24/sumut-diharapkan-bebas-dari-praktik-korupsi
0 Response to "Sumut Diharapkan Bebas dari Praktik Korupsi"
Posting Komentar