Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Badan Pusat Statistik menyatakan tingkat inflasi pada April 2018 pada level 0,10 persen. Angka ini relatif lebih rendah jika dibandingkan pada Maret 2018 yang berada di level 0,20 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Yunita Rusanti mengatakan, inflasi April lebih rendah karena dipengaruhi oleh panen raya untuk komoditas beras.
“Secara umum perkembangan harga konsumen April 2018 cukup rendah karena masih dipengaruhi panen raya,” ungkap Yunita di kantor BPS, Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Dalam catatan BPS, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Baca: Makassar Diusulkan Sebagai Salah Satu Kota Pintar Asean
Kelompok makanan jadi menyumbang andil inflasi sebesar 0,05 persen. Kelompok perumahan menyumbang andil inflasi sebesar 0,04 persen, sandang 0,02 persen.
Kelompok kesehatan memberikan andil inflasi 0,01 persen, menyumbang andil 0,03 persen. Kelompok pendidikan tidak memberikan andil terhadap inflasi nasional atau 0,0 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah adalah kelompok bahan makanan dengan andil 0,05 persen, penyebabnya lantaran harga beras yang turun.
“Beras memberikan andil deflasi 0,08 persen,” kata Yunita
Harga gabah dan beras turun
Namun demikian, selain harga beras yang mengalami penurunan, harga gabah di tingkat petani pada April 2018 untuk jenis kualitas gabah kering panen juga turun 4,22 persen dibanding bulan sebelumnya.
“Karea panen raya, harga gabah cenderung turun,” imbuh dia.
Harga gabah kering panen di tingkat penggilingan juga mengalami penurunan 4,16 dibandibg bulan sebelumnya.
Sedangkan harga beras baik kualitas premium maupun medium di tingkat penggilingan turun 3,72 persen dan 5,89 persen.
http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/05/02/harga-beras-turun-inflasi-april-lebih-rendah-dari-maret
0 Response to "Harga Beras Turun, Inflasi April Lebih Rendah dari Maret"
Posting Komentar